Akhir bulan Juni seperti ini biasanya merupakan momen momen kenaikan kelas dan kelulusan siswa bagi siswa yang sudah menuntaskan jenjang TK, SD, SMP, dan SMA/SMK. Nah, biasanya di momen kelulusan ini tiap sekolah punya tradisi sendiri sobat, ada yang mereka hanya menggelar kelulusan saja, ada juga yang menggelar kelulusan dibarengi mengadakan syukuran.
Bagi sekolah TK, SD, SMP, SMA/SMK yang lulus sekolah mereka menggelar kelulusan biasanya di sekolah, jarang sekali digelar di Gedung. Baik, karena sekolah di Indonesia secara formal dimulai dari jenjang TK mari kita bahas terlebih dahulu bagaimana tradisi kelulusan yang ada di jenjang TK. Nah, berbicara tradisi erat sekali kaitannya dengan kebiasaan bukan? Betul banget, erat kaitannya dengan budaya yang ada di daerah masing-masing. Jika di daerah saya, yaitu di Jawa Timur pada tahun-tahun lalu tepatnya saat wisuda saya yang kurang lebih pada tahun 2001, kerap kali wisuda siswa-siswa adek TK menggunakan baju adat, kemudian mereka menggelar penampilan seperti menari daerah dan sampai pada acara puncak yakni penerimaan ijazah kelulusan. Jadi ada momen memakai baju adat daerah plus penerimaan ijazah. Untuk mengenang momen itu tak lupa siswa-siswa foto secara bergantian dengan memegang ijazah.
Namun seiring bergulirnya waktu, prosesi wisuda siswa-siswi TK pun bergeser sudah tidak lagi menggunakan baju adat, akan tetapi justru menggunakan seragam sekolah. Pergeseran ini menjadi semakin sederhana karena selain simple juga menghemat biaya yang dikeluarkan oleh orangtua. Sisi positifnya dari hal ini adalah mereka memiliki dokumentasi momen wisuda dengan seragam kebanggaannya, yakni seragam sekolah. Dari sisi lain juga orang berpandangan, momen wisuda akan menjadi hal yang biasa saja tanpa merubah penampilan atau kostum yang dipakai oleh siswanya.
Wisuda SD pada zamannya yakni saat saya wisuda pada tahun 2008 juga sangat sederhana, dengan mengenakan seragam kemeja putih dan rok merah saja. Pada tahun tersebut juga tak semewah saat ini, para siswa datang ke sekolah bersama wali muridnya, terkadang ada yang bersama ayahnya saja, atau ibunya saja bahkan ada yang bersama kedua orangtuanya. Iya, pada zaman itu Nampak sekali kesederhanaan wisuda siswa-siswi SD, tanpa ada polesan make up pun dengan wajah polosnya, dipanggil satu-satu bersama orangtuanya menerima ijazah.
Beralih pada wisuda SMP-SMA pada tahun 2010 ke atas, Nampak sudah ada perubahan yang lebih baik. Sekolah menyepakati menggunakan kostum seragam tertntu, missal dress code hitam putih dan mereka tampil dipanggung untuk menerima ijazah. Kemudian seiring berjalannya waktu, yakni tepatnya di tahun 2020-an, Kostum wisuda yang dipakai mengadopsi kakak-kakak Sarjana. Mereka mengenakan baju toga wisuda, jadi bisa dibilang momennya kelihatan lebih sakral hehehe…
Lalu jika dibandingkan tahun-tahun silam, gaya wisuda siswa saat ini lebih mewah, mulai dari TK saja sudah sering kali dilaksanakan di Gedung, keistimewaannya adalah bisa menampung banyak orang karena kapasitas yang cukup besar. Selain itu akan terlihat lebih berkesan mengingat wisuda sekolah pada setiap jenjangnya hanya dilakukan sekali saja. Baju toga wisuda dipakai oleh hampir seluruh sekolah mengingat tren saat ini. Baju toga wisuda anak sekolah tidak sama dengan baju toga mahasiswa, karena secara ukuran dan bahan yang dipakai oleh mahasiswa lebih berat karena berbahan tebal, dan secara ukuran juga lebih besar menyesuaikan dengan postur tubuh mahasiswa yang rata-rata sudah remaja sampai dewasa.
Baju toga wisuda di perkuliahan hanya dipinjamkan oleh universitas, jika baju toga wisuda jenjang TK, SD, SMP, SMA/SMK bisa menyewa atau mungkin sekolah bisa menyediakan dengan cara memesan ke konveksi. Cara ini lebih tepat karena bisa disesuaikan dengan ukuran postur tubuh masing-masing siswa, keuntungan lainnya baju bisa dimiliki sendiri dan disimpan sebagai kenang-kenangan saat sekolah.